Sunday, November 6, 2011

POLITICAL WORK SUPPORT




Seorang teman, jadi pongah ketika tak lama ia menduduki jabatannya sebagai kepala cabang di kota. Ia menempatkan dirinya egosentris, narsis, dan tak mendengarkan lagi suara orang lain. Mula-mula saya yakin ia punya kemampuan. Mula-mula saya juga percaya ia punya inner kepemimpinan. Dan yang sangat saya harapkan, ia mampu berbuat lebih baik lagi dari apa yang pernah saya lakukan di perusahaan itu. Dengan lapang dada, agar ia lebih rileks bekerja sendiri, kami semua sengaja pergi untuk melihat "lakon" apa yang ia bisa untuk membawa perusahaan menjadi lebih baik, walau belakangan saya tahu ia justru koar-koar bahwa kami pergi karena ia memecat kami (kalau saya mau bisa saya tuntut ia waktu itu).

Mula-mula, walau sudah tak berpijak di perusahaan, kami tetap berkomitmen membantu penjualannya. Kanal-kanal produksi kami tetap diarahkan untuknya di perusahaan. Tapi rupanya si kawan tidak memahami political work support semacam ini. Ia jadi pongah. Ia hanya berpikir dengan egonya sendiri. Terakhir yang saya tertawakan, ketika belakangan saya ketahui ternyata ia telah memutuskan pertemanan facebook dengan saya, entah sebab apa. Mungkin ia lupa, di pekerjaannya saya punya seribu mata dan seribu telinga yang masih loyal mengirimkan pesan apapun tentang sepak-terjangnya ke saya. Lagipula, hanya dengan memutuskan pertemanan facebook seperti itu, bukan berarti saya tidak bisa muncul sebagai anonim di facebook-nya, kapan saja saya mau. Tapi it's oke, biarlah. Masalahnya sekarang saya jadi tahu, si teman ini ternyata tidak lebih baik dari siapapun yang pernah ada. Cuma besar omong doang. Di bawah kepemimpinannya, grafik penjualan bukannya membaik, tapi cenderung terus menurun dan kacau. Padahal di era kami, angka penjualan 280 unit / bulan selalu kami capai semudah kami minum teh atau membalikkan telapak tangan. Terakhir terdengar, ia pun ternyata tak mampu mejaga keamanan uang perusahaan dari aksi maling yang notabene orang dalam. Apa yang salah?

Tingkat persaingan marketing di kota memang keras dan kejam. Sedikit saja kita salah bertingkah-laku dan bertindak, orang akan berpaling, akan berkhianat, akan berontak. Ketika Anda bekerja di sebuah perusahaan, Anda bukan hanya membawa diri Anda, tapi juga nama besar dan kredibilitas perusahaan. Ketika Anda salah dan tolol, kesalahan dan ketololan itu epeknya tak hanya menyasar ke diri Anda, namun juga menyasar ke nama besar perusahaan tempat Anda hidup dan cari makan (sebab saya yakin tanpa perusahaan Anda-Anda mungkin tak bisa hidup dan cari makan). Bersaing di kota tak cukup kita hanya mengandalkan power, spirit, believe, kompetensi, integrity, namun kita juga harus mengedepankan political work merangkul pasar. Political work di sini tentu harus selaras dengan biopsikososial yang sehat dan baik dan tidak bisa lepas dari nilai-nilai profetik dan pilantrophi (ukhuwah hasanah). Menanak dan menebar fitnah terus-menerus terhadap orang yang kita anggap musuh atau pesaing memang termasuk political work, namun cara ini biopsikososialnya jelas tidak sehat dan hanya menunggu waktu berbalik menyerang kita. Membaik-baikkan lumbung sendiri dan menjelek-jelekkan lumbung orang lain tentu pula bukan political work yang baik, melainkan narsisistik purba dan anti-pilontrophi. Di dalam marketing dikenal istilah political work support, yakni bagaimana dengan tingkah-laku dan silaturrahmi yang baik kita meniscayakan orang lain untuk menjadi elemen pendukung perusahaan kita. Dalam menerapkannya, tentu saja kita harus menghindari tingkah-laku yang di mata orang lain dinilai tidak pantas. Selain itu, harus selaras antara tindakan dan ucapan. Banyak orang, yang ingin merebut simpati orang lain, mereka melakukan fitnah dan pembunuhan karakter terhadap pesaingnya. Bahkan dengan power feodalistik, kadang-kadang mereka berupaya menghambat orang lain untuk berkembang. Padahal belum tentu semua orang mendengarnya, yang terjadi bisa jadi sebaliknya justru ia sendiri yang dinilai "borok" karena terungkap bagaimana kebiasaannya memfitnah dan menjelek-jelekkan orang lain. Maka di sinilah pentingnya faktor keteladanan yang baik dan tanpa cacat ketika kita menerapkan political work support dalam marketing. Mengeluh tak ada gunanya.Bersihkan dulu hatimu sebelum kau bermohon pertolongan kepada Tuhan!

Banyak orang bilang penjualan sedang sepi. Mungkin saja tidak. Mungkin saja hanya karena kita yang keliru menafsirkan gerakan pasar. Sejak si teman berubah pongah, kami memang tidak lagi ke sana. Kanal-kanal produksi pun arahnya sudah dirubah. Kamu selesai. Saya kira masih banyak "potensi" lain yang lebih pantas menggantikan kamu, demi kejayaan garpu tala. 


No comments:

Post a Comment