Sunday, November 13, 2011

ANALIS KREDIT


Be a Profesional


Jangan bicara soal bisnis bila takut akan resiko
Tak seorangpun takut akan resiko
Tapi resiko jangan dicari
ia bisa diminimalisir dengan analisa profesional
bahkan dengan darah atau nyawamu

Dalam bisnis, jangan percaya pada mulut manis siapapun
bahkan kamu harus rela kehilangan pekerjaanmu demi mempertahankan argumentasi

"kebanyakan si mulut manis hanya berpikir pendek untuk perutnya sendiri"




Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko kredit. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan melakukan analisis 5C (Character, Capacity,Capital, Condition of Economy, dan Collateral) terhadap nasabah. Dalam berbagai referensi disebutkan faktor C yang paling dominan dalam analisis tersebut adalah Character, yang tentunya sangat penting untuk didalami oleh petugas analis kredit sebelum memberikan kredit.
 
Character berkaitan dengan watak calon debitur untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya, seperti memegang teguh janji dan bersedia melunasi utangnya tepat waktu. Nasabah yang memiliki karakter yang baik (dengan asumsi faktor C yang lain cateris paribus) akan berdampak positif terhadap kualitas NPL. 
 
1. Prinsip Pemberian kredit
 
Pemberian kredit kepada seorang calon debitur harus memenuhi persyaratan yang dikenal dengan prinsip 5C, kelima prinsip tersebut adalah :

1.1 Character
Merupakan data tentang kepribadian dari calon debitur seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Kegunaan dari penilaian tesebut untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/kemauan calon debitur untuk memenuhi kewajibannya (wiilingness to pay) sesuai dengan janji yang telah ditetapkan.
Pemberian kredit atas dasar kepercayaan, sedangkan yang mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak kreditur bahwa calon debitur memiliki moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan koperatif. Disamping itu mempunyai tanggung jawab, baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat, maupun dalam menjalankan usahanya. Karakter merupakan faktor yang dominan, sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan hutangnya, kalau tidak mempunyai itikad yang baik tentu akan membawa kesulitan bagi pihak kreditur di kemudian hari.

1.2 Capacity
Capacity dalam hal ini merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit. Jadi jelaslah maksud penilaian dari capacity ini untuk menilai sampai sejauh mana hasil usaha yang akan diperolehnya tersebut akan mampu untuk melunasinya tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati (Mulyono,1993)
Pengukuran capacity dari calon debitur dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar.

1.3 Capital
Adalah kondisi kekayaan atau kemampuan usaha yang dimiliki/dikelolanya. Hal ini bisa dilihat atau dianalisa dari struktur permodalan, ratio-ratio penghasilan dan keuntungan yang diperolehnya, seperti return on equity, return on investment. Dari kondisi di atas bisa dinilai apakah layak calon pelanggan diberi pembiayaan, dan seberapa besarkah ia mampu melunasi kreditnya.
1.4 Condition of economy
Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitkan dengan prospek usaha calon debitur. Ada suatu usaha yang sangat tergantung dari kondisi perekonomian, oleh karena itu perlu mengaitkan kondisi ekonomi dengan usaha calon debitur.
Permasalahan mengenai Condition of economy erat kaitannya dengan faktor politik, peraturan perundang-undangan negara dan perbankan pada saat itu serta keadaan lain yang mempengaruhi kondisi usahanya.

1.5 Collateral
Adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon debitur benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya .Collateral diperhitungkan paling akhir, artinya menganalisa kemungkinan terburuk, jika terjadi wanprestasi, apakah unit bisa disita, dan dalam hal ini apakah debitur dinilai akan koperatif.
 
1. Character Merupakan Faktor Penting Dalam Pemberian Kredit
 
Character menjadi hal yang sangat penting karena hal ini menyangkut aspek kepribadian, sifat atau watak serta kejujuran dari calon debitur. Pihak kreditur harus mengetahui tentang character calon debitur, karenanya perlu ketelitian dan kehati-hatian dalam memutuskan pemberian kredit.
 
Character calon debitur dapat dilihat dari 2 (dua ) aspek yakni :
 
a. Aspek internal
Mengenai aspek internal ini meliputi hal-hal yang langsung berkaitan dengan diri calon debitur seperti faktor keturunan keluarga calon debitur, latar belakang pendidikan, daftar riwayat hidup calon debitur.
Contoh:
A merupakan calon debitur yang berasal dari keturunan adat/suku yang cenderung akan memiliki karakter/watak yang keras, emosional,  tempramen, dan lebih sering cay bucay...

b. Aspek Eksternal
Umumnya aspek eksternal adalah hal-hal yang muncul dari luar diri calon debitur dan bisa mempengaruhi perubahan sifat dan character calon debitur. Adapun aspek eksternal antara lain faktor lingkungan baik itu lingkungan kehidupan sosial, lingkungan pekerjaan maupun lingkungan pergaulan.
Sebagai contoh :
A adalah seorang pria dewasa yang telah menikah dan memiliki 2 orang anak. A seorang yang aktif dalam kegiatan beragama. Maka indikasi awal yang dapat dilihat adalah bahwa A orang yang sholeh dan dapat dipercaya. Tapi tunggu dulu, jangan langsung percaya, seorang bandit kadang-kadang menyamar sok alim dan saleh untuk menipu Anda. Contohnya begini: Saat ia berhadapan dengan seorang analis kredit, bandit kadang-kadang sengaja pakai peci, mengenakan baju koko, penuh santun, bahkan ia akan berkata kepada Anda, "Kira-kira ini lama nggak? Masalahnya saya sudah ditunggu di pengajian...." Setelah kredit disetujui, unit dikirim, barulah Anda sadar tertipu, ternyata ia seorang bandit, pengangguran kelas berat, tubuhnya penuh tato, dan setiap malam main judi di perempatan sawah. Boro-boro dia mau bayar, setiap malam uangnya habis untuk judi dan beli tuak....

 Tujuan pemilihan character dalam memberikan kredit adalah untuk meminimalisir terjadinya resiko kredit yang kemungkinan akan muncul pada saat kredit sedang berjalan. Hal ini dapat dilihat dari contoh apabila seorang debitur dengan usaha yang lancar dan memiliki kemampuan untuk membayar, namun tidak memiliki itikad yang baik maka akan menimbulkan permasalahan bagi pihak kreditur di kemudian hari seperti timbulnya kredit bermasalah. Manfaat dari penilaian character untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya calon debitur. Oleh karena itu pemilihan character yang baik dan tepat merupakan salah satu indikasi untuk menentukan baik tidaknya kredit tersebut kelak.
 

2. Sarana Yang Digunakan Untuk Menilai Character Calon Debitur
 
Sarana merupakan alat yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran tentang character calon debitur yang dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:
a. Wawancara santai
Wawancara adalah suatu proses untuk memperoleh informasi /data melalui percakapan langsung sengan seseorang atau lebih untuk tujuan tertentu. Adapun struktur wawancara meliputi:
• Merumuskan masalah apa yang akan diwawancarakan
• Persiapan fisik, persiapan data/ tentang masalah pokok yang akan ditanyakan dalam wawancara, siapa yang akan diwawancarai, tempat wawancara, dalam wawancara kita perhatikan adat kebiasaan setempat, ketepatan waktu. Penampilan pewawancara harus sopan, ramah.
• Pelaksaan wawancara, dalam hal ini ada beberapa hal yang kita perhatikan meliputi , harus tepat waktu, lama wawancara, pertanyaan-pertanyaan wawancara harus relevan, tidak menyimpang dari tujuan.
Wawacara sebaiknya dilakukan dengan cara yang santai dan tidak terlalu kaku (informal) hal ini ditujukan agar calon debitur menjadi nyaman dengan begitu maka jawaban yang diberikan adalah yang sebenarnya. Untuk mendapat jawaban yang sebenarnya dari calon debitur maka petugas analis kredit harus memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka dengan tujuan agar calon debitur dapat memberikan jawaban yang diinginkan oleh Anda. Berikut adalah contoh dari pertanyan terbuka yang bisa diajukan kepada calon debitur antara lain :
o Bagaimana cara bapak/ibu mengelola usaha yang ada selama ini
o Tujuan pertanyaan ini adalah agar petugas bank mendapat informasi lebih lanjut mengenai perkembangan usaha calon debitur apakah lancar atau tidak; mendapat untung atau tidak, tentang strategi pemasaran debitur, omset penjualan calon debitur, darimana di dapat barang dagangan, dsb.
o Berapa biaya kehidupan sehari-hari
o Tujuan pertanyaan ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah anak,apakah ada usaha lain selain dagang,berapa anak yang sekolah,berapa biaya yang dicadangkan untuk biaya tak terduga.
Dengan melakukan wawancara maka kita dapat dengan mudah mengetahui character calon debitur yang diproyeksikan dari :
1. Ketulusan
Dari hasil wawancara dapat kita lihat apakah orang tersebut tulus dan benar dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan petugas bank. Hal tersebut terlihat dari jawaban calon debitur tidak mengada-ngada, tidak pura-pura, tidak mencari-cari alasan atau memutar balikkan fakta.
2. Kerendahan hati
Kerendahan hati terlihat dari calon debitur memberikan penjelasan yang sebenarnya tentang tujuan penggunaan kredit.
3. Keterbukaan
Calon debitur akan terus terang membicarakan apa yang menjadi kebutuhan dan keterbatasannya dalam menjalankan usaha.
4. Bertanggungjawab
Rasa tanggungjawab akan tercermin dari sikap bagaimana calon debitur menjawab pertanyaan apabila dikemudian hari terjadi tunggakan kredit.
5. Empati
Calon debitur turut merasakan apa yang Anda rasakan jika berkaitan dengan pengembalian kredit.
Seorang pewawancara juga harus mempunyai pengetahuan luas dan keterampilan meliputi aspek hukum, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek teknis, aspek produksi, aspek keuangan, aspek jaminan, keterampilan pengumpulan data, teknik memproses dan menganalisa data, teknik mengungkapkan data. Wawancara seperti ini sebenarnya bisa dikemas dalam bentuk obrolan santai, namun Anda harus tepat menggali point-point yang ingin Anda gali dari si debitur. Wawancara harus dilakukan di rumah/tempat tinggal si debitur. Dan Anda harus memainkan instink atau membaca setiap gelagat yang ada di dalam rumah itu untuk mengetahui apakah benar itu rumah si debitur atau rumah orang lain yang dipinjamnya untuk menipu Anda.

b. Melakukan check on the spot
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah meninjau langsung ke lokasi (check on the spot) baik lokasi tempat bekerja maupun lokasi usaha si debitur. Hal ini dilakukan untuk melihat kebenaran dari apa yang dikatakan oleh calon debitur tentang pekerjaannya, juga untuk membuktikan apakah benar ia punya pekerjaan atau hanya sekedar ngoceh bau.



c. Melakukan  Checking BI
BI checking  dewasa ini sudah sangat perlu dilakukan untuk melihat reputasi calon debitur, apakah ia pernah ada atau tidak,  apakah dalam keadaan lancar atau bermasalah. BI checking dapat dilihat dari 2 (dua) segi yakni :
- Internal
Yakni dengan melihat data pinjaman nasabah dari menu PAPI atau menanyakan langsung ke cabang/capem yang terdekat dengan lokasi domisili atau lokasi usaha calon debitur.
- Eksternal
Untuk melihat reputasi pinjaman calon debitur dari segi eksternal maka diperlukan data SID (Sistem Informasi debitur) yang didapat dari Bank Indonesia.
 
d. Melihat dari status dan riwayat hidup
Ini dilihat apakah calon debitur memiliki istri lebih dari satu, sudah menikah atau belum menikah, janda atau duda, latar belakang pekerjaan,.
 
e. Checking in club
Dapat dilakukan dengan menanyakan character calon debitur kepada perkumpulan yang dinaungi seperti perwiritan, komunitas sosial, ormas, dll.

f. Pengecekan DH (daftar hitam)
Lakukan cross check dengan lembaga pemberi kredit lain, apakah si debitur pernah berhubungan dengan mereka, lalu bagaimanakah track record calon debitur.
 
g. Mempelajari character masyarakat setempat/cek lingkungan
Karena lain lubuk lain belalang, Karena adat di tiap daerah sangat berbeda, apakah calon debitur masuk kedalam daftar masyarakat yang “disegani” didaerah itu? Kenapa disegani? Apakah karena mempunyai nama baik yang besar atau sebaliknya mempunyai reputasi yang buruk. Cek lingkungan juga sangat berguna untuk mengetahui "siapa sebenarnya" calon debitur Anda.

h. Mengetahui lebih lanjut 
Mengetahui lebih lanjut mengenai profesi calon debitur tersebut adalah termasuk dalam “profesi yang dihindari” dalam pemberian kredit? Anda harus tahu persis siapa dia. Hati-hati, kadang kebaikan adalah kelicikan yang menyamar.

3. Berkas
Awas! Berhati-hatilah dengan berkas yang Anda terima seperti:
- KTP
- Kartu Keluarga
- Rekening Listrik
- PBB Rumah
Pelajarilah keaslian berkas-berkas itu. Dewasa ini banyak beredar berkas ASPAL (asli tapi palsu). Anda harus pastikan melihat berkas-berkas itu sesuai aslinya. Jika ada pihak-pihak yang menekan Anda dengan permainan berkas palsunya, dan Anda yakin berkas itu palsu dan digunakan dengan tujuan menipu Anda, tentu Anda dapat melaporkan hal ini ke pihak kepolisian sebagai bentuk tindak pidana pemalsuan. Jangan takut... Sikat saja orang-orang semacam itu dan jebloskan mereka ke bui karena berani-beraninya melakukan tindak pidana pemalsuan, seret juga orang-orang yang turut melakukan hal-hal semacam itu...
Good Luck

No comments:

Post a Comment